Khamis, Februari 15, 2007

Cinta setangkai ranting dan sebatang pohon...


Suatu ketika Plato berbicara dengan gurunya. Plato bertanyakan makna cinta dan gurunya pun menjawab: “Masuklah ke dalam hutan, pilih dan ambillah satu batang ranting yang menurutmu paling baik, tetapi engkau haruslah berjalan ke depan dan jangan kembali ke belakang. Pada saat kau sudah memutuskan pilihanmu, keluarlah dari hutan dengan ranting tersebut.”
Maka masuklah Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato tanpa membawa sebarang ranting pun. Gurunya bertanya, maka jawab Plato: “ Saya sebenarnya sudah menemukan ranting yang bagus, tetapi saya berfikir, tetapi saya berfikir barangkali di depan saya ada ranting yang lebih baik. Tetapi setelah saya berjalan ke depan, ternyata ranting yang sudah saya tinggalkan tadilah yang terbaik. Maka saya keluar dari hutan tanpa membawa apa-apa.”
Guru itu pun berkata: “ Itulah cinta.” Lalu Plato pun bertanya apa makna perkahwinan. Guru pun menjawab: “Sama seperti ranting tadi, namun kali ini engkau haruslah membawa satu pohon yang kau fakir paling baik dan bawalah keluar dari hutan.” Maka masuklah Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato dengan membawa pohon yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu indah.
Gurunya pun bertanya, maka jawab Plato: “ Saya dapati pohon yang indah daunnya, besar batangnya. Tetapi saya tak dapat memotongnya dan pastilah saya tak mampu membawanya keluar dari dalam hutan. Akhirnya saya tinggalkan. Kemudian saya temukan pohon yang tidak terlalu buruk, tidak terlalu tinggi dan saya fikir mampu membawanya kerana mungkin saya tidak akan menemukan pohon seperti ini di depan sana.
“Akhirnya saya pilih pohon ini kerana saya yakin boleh merawatnya dan menjadikannya indah.” Lalu sang guru berkata: “Itulah makna perkahwinan. Begitu banyak pilihan di depan kita seperti pohon-pohon berserta rantingnya di dalam hutan, tetapi kita mesti menentukan satu pilihan dan bila terlalu memilih, tidak satu pun akan kita dapati.”
Kerana, kesempatan itu hanya dating sekali dan kita harus terus maju seperti waktu yang bergerak ke depan yang tidak pernah tersimpan pada hari kelmarin dan bersemayam pada masa lalu kita.

**Credit: PUTRI~ Mingguan Malaysia, 11 Feb 2007

Tiada ulasan: